Saya mendapatkan tugas, tugas tersebut adalah mewawancarai seorang
perantauan di Depok. Saya sudah mendapatkan seorang target untuk di wawancarai.
Dia bernama Cecep Sanusi. Dia berasal dari Sumedang. Dia sudah berkeluarga, istri Akan Cecep bernama Wina Nengsih. Menikah pada tahun 2000. Dalam keluarga ini sudah di karuniai 1 putra, dia bernama Ripky Ahmadika, tetapi di usia Ripky yang ke 7 bulan dia meninggal dunia. Pada tahun 2010 Akang Cecep bercerai dengan istrinya.
Awal menitih karir Akang Cecep pernah
menjadi supir truk, kemudian Akang Cecep pernah menjadi tukang tambal ban, pernah berjualan asongan di bekasi, hingga tertangkap trantib di
daerah tempat dia berjualan asongan. Lalu Akang Cecep memutuskan untuk memulai hidup di
Depok, dan kini Akang Cecep dan rekan-rekannya membuka warkop di Depok, tepatnya di jalan Kedoya RT. 3 RW. 3 Margonda.
Awal mula Bapak Cecep atau sebut saja Akang Cecep karena dia berasal dari sunda.
Akang Cecep membuka usaha warkop ini pada tahun 2004, membuka usaha warkop
tersebut dengan ngerintis dahulu, ngerintis disini maksudanya Akang Cecep membuka usaha
warkop ini dengan susah, pelanggan hanya sedikit, tetapi hari semakin hari
usaha warkop ini semakin bagus, dan banyak pelanggan. Kini warkop tersebut
sudah terkenal di tempat dia tinggal, nama warkopnya adalah Warkop Akank’s. Kini
Akang Cecep beserta rekan-rekannya sudah mempunyai 4 cabang warkop, dan
alhamdulillah ke empat cabang tersebut ramai dengan pelangganya.